TUGAS III
EVALUASI PENDIDIKAN
“JENIS-JENIS TES”
OLEH
NUR ULIL AMRI
1129040053
KELAS A
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
SOAL:
1. Tuliskan dan jelaskan beberapa
jenis tes!
JAWABAN:
a.
Tes buatan guru
Tes
buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan
tes tersebut. Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan
ulangan umum (sumatif). Tes buatan guru ini disusun untuk mengukur tingkat
penugasan peserta didik terhadap materi pelajaran yang sudah disampaikan.
b.
Tes baku
Tes
baku adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang
tinggi berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup besar dan
representatif. Disamping itu tes baku telah diklasifikasikan sesuai dengan
tingkat kelas dan klasifikasiannya. Tes buku bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam 3 aspek yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar, dan
diagnostik. Tes baku juga digunakan untuk mengukur kemajuan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu. Dalam mata pelajaran tertentu, artinya
jika guru selesai menyelasaiakn salah satu atau beberapa pokok pelajaran guru
melakukan ujian kepada siswa.
c.
Berdasarkan banyaknya peserta tes:
1) Tes kelompok
Tes kelompok adalah tes yang diadakan secara kelompok sehingga guru akan
menghadapi sekelompok peserta didik
2) Tes perseorangan
Tes perseorangan adalah tes yng dilakukan secara perseorangan sehingga
guru akan dihadapkan pada seorang peserta didik.
d. Dari segi bentuk pelaksanaannya
1) Tes Tertulis (paper and pencil test)
Tes tertulis dalam
pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pensil sebagai
instrumen utamanya, sehingga peserta tes mengerjakan soal atau jawaban ujian
pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun
menggunakan komputer. Proses koreksi dapat dilakukan secara manual maupun
dengan OMR (alat scan lembar jawaban komputer).
2) Tes Lisan (oral test)
Tes lisan dilakukan dengan
pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru (orang yang memberikan tes)
dengan siswa (orang yang sedang dites).
3) Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada
proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan
mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik. Guru melakukan pengamatan
secara seksama dengan menggunakan instrumen (tes perbuatan) yang memuat rubrik
kualitas performen siswa.
e. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya
1) Tes non objektif/essay (uraian)
Tes
non objektif seringkali pula disebut sebagai soal uraian (soal essay). Tes
uraian banyak disukai oleh guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Dalam tes uraian (non-objektif) ini siswa seringkali diminta untuk
mengorganisasikan jawaban pertanyaannya dalam bentuk baru atau bahasanya
sendiri. Disebut-sebut sebagai tes non-objektif karena penskorannya seringkali
dipengaruhi oleh pemberi skor (ada kemungkinan pemberi skor memberikan skor
berbeda kepada dua jawaban yang notabene sama). Hal ini terjadi karena
penskoran tes uraian jauh lebih sulit dan memakan waktu lebih lama dibanding
tes objektif. Untuk mengurangi ketidakobjektifan pemberi skor (guru yang
mengoreksi hasil tes), maka perlu dibuat pedoman penskoran yang baik
2) Tes Objektif
Tes
objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. tes objektif adalah tes yang memungkinkan (memberikan
kemudahan) kepada pemberi skor atau pengoreksi (dalam hal ini guru) untuk dapat
memberi skor secara objektif kepada seluruh peserta tes. Tes ini terdiri
dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
a)
Tes Betul-Salah (TrueFalse)
Dalam
jenis tes ini, terdapat pernyataan yang mengandung 2 kemungkinan jawaban yakni
benar dan salah. Salah satu fungsi jenis soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Bentuk soal
seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
b) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal
tes bentuk ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan
berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintetis dan
evaluasi. Dalam soal ini guru bebas memberikan berapa jumlah pilihan jawaban,
akan tetapi lebih banyak lebih baik hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor
menebak-nebak sehingga dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal.
Kemampuan yang dapat diukur dalam bentuk soal pilihan ganda antara lain
mengenai istilah, fakta, prinsip, metode dan prosedur mengidentifikasi
penggunaan fakta dan prinsip, menafsirkan hubungan sebab akibat dan menili
metode serta prosedur. Beberapa jenis bentuk pertanyaan pilihan ganda dalah
sebagai berikut:
·
Distracters, yaitu setiap pernyataan
atau pertanyaan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah tetapi disediakan
pilihan jawaban yang benar
·
Analisis hubungan antara hal, yaitu
bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam
menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan (Sebab akibat)
·
Variasi negatif, yaitu setiap
pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberap pilihan jawaban yang benar, tetapi
disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah.
Kebaikan
dari soal pilihan ganda adalah (a) cara penilain yang dapat dilakukan dengan
mudah, cepat dan objektif (b) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan
dapat dikurangi (c) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peseta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif, (d) dapat digunakan berulang-ulang, (e)
sangat cocok untuk peserta didik dalam jumlah banyak.
Sedangkan
kelamahan dari jenis tes ini adalah (a) tidak dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan verbal dan pemecahan masalah, (b) penyusunan soal yang benar-benar
baik membutuhkan waktu yang lama, (c) sukar menentukan alternatif jawaban yang
benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.
c)
Tes Menjodohkan (Matching)
Jenis
soal ini hampir sama dengan pilihan ganda hanya saja dalam bentuk tes ini
disediakan 2 kolom yang berbeda dimana kolom sebalah kiri berisi sekumpulan
pertanyaan dan kolom seblah kanan adalah sekumpulan jawaban dan jumalh jawaban
disediakan lebih banyak daripada jenis soal.
Bentuk
soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidientifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan
mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara 2 hal. Makin banyak hubungan
premis dengan respons dibuat maka makin baik soal yang disajikan.
Kebaikan
bentuk tes ini adalah (a)relatif mudah disusun, (b) penskorn udah, objektif dan
cepat, (c) dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan
akibatnya, istilah dan definisnya dan (d) materi tes cukup luas.
Kelemahannya
adalah (a) ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, (b) kurang baik
untuk menilai pengertian guna membuat taksiran.
d) Bentuk soal melengkapi dan singkat
Jenis
tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka
yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Kebaikan
tes ini adalah (a) relatif mudah disusun (b) sangat baik untuk menilai peserta
didik yang sesuai dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi (c)
menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas,
(d) pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahannya
adalah (a) pada umumnya hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja
sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan (b) pada soal bentuk melengkapi
jika titik-titik kosong yang diisi terlalu banyak sehingga peseta didik
biasanya sering terkecoh (c) dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu
yang cukup lama.
Tes objektif kadangkala memerlukan pemikiran lebih
mendalam bagi pembuatnya jika ingin digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kecenderungan di lapangan, tes objektif lebih banyak digunakan
hanya untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah seperti ingatan
(hapalan) siswa.
f.
Dari segi fungsi tes di sekolah
1) Tes Formatif
Tes
Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama
proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit
pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :
a)
Untuk mengetahui apakah peserta didik
sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
b) Merupakan penguatan bagi peserta didik.
c)
Merupakan usaha perbaikan bagi siswa,
karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya.
d) Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.
2) Tes Summatif
Tes
sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian
peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau
akhir semester. Tes summatif berfungsi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
atau pencapaian siswa dalam bidang-bidang atau mata pelajaran tertentu.
3) Tes Penempatan
Tes
penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan
dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau
dimasuki peserta didik dalam belajar.
4) Tes Diagnostik
Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang
dihadapi seorang siswa baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain
yang mengganggu kegiatan belajarnya.
g.
Jenis Tes Berdasarkan Pengukuran
Terhadap Aspek-Aspek Individu
Berdasarkan
pengukuran terhadap aspek-aspek individu, tes dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu: (1) tes prestasi belajar (achievement test); (2) tes beracuan
konten (content-referenced test) atau tes beracuan kriteria
(criterion-referenced test); (3) tes beracuan norma (norm-referenced test); (4)
tes bakat (aptitude test); (5) tes minat (skala minat). Berikut penjelasannya
satu persatu.
1) Tes prestasi belajar
Tes
prestasi belajar (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk memperoleh
keterangan tentang hal-hal yang telah dicapai seseorang (prestasi belajar).
2) Tes Beracuan Konten atau Tes Beracuan Kriteria
Tes
beracuan konten (content-referenced test) atau tes beracuan kriteria
(criterion-referenced test) mengukur pencapaian penguasaan suatu standar
tingkah laku (pengetahuan atau keterampilan khusus dalam pelajaran tertentu).
3) Tes Beracuan Norma
Jenis
tes beracuan norma (norm-referenced test) merupakan tes yang berfungsi dalam
hal membandingkan prestasi kelompok dalam pelajaran tertentu, misalnya antara
beberapa daerah atau kota.
4) Tes Bakat (Aptitude Test)
Jenis
tes yang satu ini digunakan untuk melihat kemungkinan keberhasilan seseorang
dalam belajar sesuatu di masa-masa yang akan datang.
5) Tes Minat
Tes
minat atau dikenal juga dengan istilah skala minat dapat dipergunakan misalnya
untuk mengetahui jenis pekerjaan atau subjek yang disenangi oleh seseorang.
h.
Jenis Tes Berdasarkan Ranah Yang Diukur
Berdasarkan
ranah (domain) yang diukur, tes dapat dibedakan menjadi:
1) tes kognitif, adalah jenis tes prestasi belajar yang terkait dengan
pengetahuan hasil belajar. Selama proses belajar yang diikuti, siswa
mendapatkan berbagai macam pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan.
Untuk mengetahui hasil tes prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini,
maka dapat melihat dari hasil saat siswa mengikuti berbagai ujian atau tes yang
diselenggarakan sekolah dan guru dalam waktu tertentu. Ujian atau tes prestasi
belajar ini merupakan program integral dalam kurikulum sekolah.tes psikomotor,
adalah
2) tes psikomotorik, terkait dengan keterampilan yang didapatkan siswa dari
proses pendidikan dan pembelajarannya. Dengan mengetahui tingkat kemampuan ini,
maka kita dapat menentukan tingkat kemampuan siswa untuk bekerja, melakukan
kegiatan kerja. Oleh karena itulah, maka tes prestasi belajarnya berupa
kegiatan keterampilan. Dalam konteks ini, guru atau sekolah mengadakan tes
prestasi belajar siswa dengan evaluasi praktek. Siswa harus melakukan kegiatan
praktek terkait dengan kemampuan yang harus dimiliki siswa.
3) Tes afektif, merupakan jenis tes prestasi belajar yang diarahkan untuk
mengetahui tingkat penguasaan aspek afektif pada siswa. Aspek afektif adalah
aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai positif yang dimiliki siswa.
Tes prestasi belajar pada aspek afektif ini terkait dengan moral, tingkah laku,
kesehatan, dan berbagai nilai positif yang dimiliki sebagai bagian bangsa yang
beradab.
i.
Menurut waktu diberikannya test terbagi
atas:
1) Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses
pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang
akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test
antara lain:
a)
Test persyaratan (Test of entering
behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
b) Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan
menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar
yang telah dimiliki oleh peserta didik.
2) Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan
proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan
intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi
pertanyaan yang sama dengan pra test.
j. Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
1) Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau
hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).
2) IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik).
3) Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan
untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
k.
Menurut jenis waktu yang disediakan
test terdiri atas:
1) Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
test tidak dibatasi.
2) Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
test dibatasi.
l.
Berdasarkan bentuk responnya, yaitu:
1) Tes verbal (verbal test)
Tes verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban yang tertuang dalam
bentuk kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Tes non-verbal (non-verbal test)
Tes non-verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban bukan berupa
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.
REFERENSI