Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday 26 October 2009

LIDAH MERTUA YANG BERMANFAAT

Sahabat mungkin tahu,.. kenapa tanaman ini disebut Lidah Mertua? Apakah Mertua mempunyai lidah seperti itu??? wakakakaka....

Setelah Aglaonema dan Anthurium sempat menjadi buah bibir di kalangan pecinta tanaman, kini giliran Sansevieria (Sansevieria Sp.) atau yang lebih dikenal dengan nama lidah mertua (mother-in-law's tongue) yang sedang digemari banyak orang.Sebenarnya, sudah sejak lama tanaman ini diincar orang banyak. Akan tetapi, pesona Aglaonema dan Anthurium sempat membuat lidah mertua terlupakan. Meski demikian, tanaman ini sering dipamerkan di berbagai acara eksebisi tanaman hias dan dijual banyak nursery.

Konon, dilihat berdasarkan bentuk daunnya yang memanjang ke atas dan berujung tajam inilah tanaman unik ini dinamai lidah mertua. Seperti S. laurentii yang daunnya tumbuh tinggi dan berujung tajam. Namun, ada juga Sansevieria berdaun pendek yang dinamai kuku bima.

Nama Umum
  • Indonesia : Lidah mertua, sansevieria
  • Inggris : Sansevieria, snake plant, mother-in-law´s tongue
  • Melayu : Lidah Jin
Klasifikasi :
  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  • Sub Kelas: Liliidae
  • Ordo: Liliales
  • Famili: Agavaceae
  • Genus: Sansevieria
  • Spesies: Sansevieria trifasciata Prain
Sansevieria alias Si Lidah Mertua punya banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok.

Demikian diungkap Peneliti Senior dan Tenaga Ahli Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Delima Hasri Azahari Darmawan dalam memperingati Hari Bumi dengan tema "Gelar Sansevieria Indonesia" di Jakarta, Rabu (22/4).

Delima yang juga Penasihat Komunitas Pencinta Sansevieria Indonesia (Kompensasi) mengungkapkan bahwa saat ini tidak kurang dari 100 jenis sansevieria yang ada di Indonesia. Sekalipun tanaman ini berasal dari Afrika, tetapi ada satu jenis sansevieria asli Indonesia yang di temukan di Kepulauan Seribu yaitu Sansevieria javanica.

Berdasarkan data yang dirilis Kompensasi, ada banyak manfaat lain dari sansevieria. Di dalam tiap helai daun sansevieria ada pregnane glycoside, zat yang mampu mengurai zat beracun menjadi senyawa organik, gula, dan asam amino. Zat beracun yang diurai, seperti karbondioksida, benzen, xilen, formaldehid, koloroform, dan triklorotilen.

Di dalam ruangan, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC. Satu tanaman sansevieria trifasciata lorentii dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi.

Selain itu, sansevieria trifasciata lorentii yang dipotong-potong 5 cm yang ditempatkan di dalam kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.

Lebih lanjut, tanaman yang juga bernama Old Century Plant, dapat mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Maka baik jika tanaman ini ditaruh di samping komputer atau televisi.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat baca di Jakarta, Dalam memperingati Hari Bumi diadakan Gerakan Penanaman Sejuta Sanseviera dan penandatanganan Deklarasi Pengendalian Pencemaran Udara oleh perwakilan Komunitas Pencinta Sanseviera Indonesia (Kompensasi), berbagai Departemen pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, dan artis. Tekadnya adalah menjadikan Jakarta bersih dengan menanam sanseviera.

Mereka yang ikut bertanda tangan adalah Kompensasi, petani sansevieria, artis, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan juga dari media. Pada kesempatan itu, artis Paramitha Rusady didaulat sebagai Duta Sansevieria Indonesia.


BACA SELENGKAPNYA

Friday 23 October 2009

LIDAH BUAYA KAYA MANFAAT

Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman Lidah Buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.

Secara umum, Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebgai tanaman obat dan bahan baku industri.

Berdasarkan hasil penelitian tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), Lidah Buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini Lidah Buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.

Saat ini, sudah tidak aneh lagi ketika kita menemukan di toserba lidah buaya yang dikemas sebagai minuman, maupun makanan. Selain diolah untuk produk perawatan luar tubuh, lidah buaya memang dapat dikonsumsi dengan mengolahnya menjadi produk makanan. Seperti nata de aloe, sirup, teh, jus, koktail, jelly, dodol, cendol, dan selai lidah buaya.

Setelah mengetahui beragam khasiat lidah buaya dan pemanfaatannya, tidak ada salahnya jika kita mulai mencoba bahan alami yang satu ini untuk menjaga kesehatan kita dan keluarga dengan membuat sendiri produk ini, baik untuk di konsumsi maupun sebagai peluang bisnis usaha. Salah satunya adalah mengolah menjadi selai.

Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari campuran 45 bagain berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai atau jeli adalah pektin, asam, dan gula dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.

Selai Lidah buaya adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat dari bubur daging lidah buaya. Pembuatan bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal. Berikut ini adalah cara sederhana mengolah lidah buaya menjadi selai:

Bahan-bahan

  1. 1 kg daging lidah buaya.
  2. 500 gram Gula Pasir.
  3. 0,1 % asam askorbat atau 1 gram per liter air atau asam sitrat 0,2 % atau 2 gram per liter.
  4. 0,5 % natrium benzoat atau 5 gram per kg daging lidah buaya.
  5. 3 gram agar-agar bubuk atau ½ bungkus.

Cara Membuat

  1. Lidah buaya yang sudah bersih direndam di dalam larutan asam askorbat selama 15 menit, lalu ditiriskan dan dihancurkan menggunakan blender.
  2. Hasil hancuran ini dipanaskan sesaat, kemudian ditambahkan gula pasir, asam sitrat, dan agar-agar.
  3. Dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk, lalu ditambahkan bahan pengawet benzoat.
  4. Jika telah terbentuk gel, pemanasan dihentikan dan busa yang ada di permukaan selai dibuang.
  5. Selai siap dikemas dalam botol.
BACA SELENGKAPNYA

Tuesday 20 October 2009

KHASIAT BUNGA MELATI

Apalah dayaku menghadapi semua ini
Bila sebenarnya aku tahu kau akan pergi
Air mataku tak dapat mengungkapkan lagi
Semua yang ada di dalam perasaanku
Kebahagian dan kesedihan ini
Datang di saat yang sama
Menghantam diriku
Remukkan hatiku

Hancurnya hatiku melepas kau pergi
Dari hidupku dari sisiku
Untuk selama - lamanya...

Yang di atas adalah sebuah lirik yang pernah jadi inserted song di sinetron Melati Untuk Marvel dan Sinetron Cinderella.

Tapi berikut ini saya tidak akan membahas kedua sinetron itu,.... melainkan cuman Melatinya doang,...

Kebun mini seukuran 15 x 20 meter yang terletak dibelakang rumah hanya diisi oleh beberapa pot bonzai dan bunga melati, yang pada awalnya Bokap hanya peruntukkan sebagai sarana refreshing namun perkembangannya diluar dugaan , ternyata banyak juga yang berminat untuk membeli, terutama Bunga Melati.... sehingga Bokap terpaksa minta tolong tetangga yang namanya Pa’Mimin untuk membantu sebagai tukang kebun.

Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Indonesia, salah satu jenis melati dijadikan sebagai simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac) karena bunganya dikaitkan dengan berbagai tradisi dar banyak suku di negara ini. Jenis lain yang juga populer adalah melati gambir (J. officinale). Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu China (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).

Di Italia, melati casablanca (Jasminum officinalle), yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923.

Perawatannya sangat mudah, cukup penyiraman secara rutin dan sinar matahari yang cukup, maka bunga ini sudah dapat tumbuh dengan subur.

Melati berbunga sepanjang tahun. Sari bunganya banyak dijadikan farfum/minyak wangi, sabun dan bedak. Dan karena keanggunannya maka sering digunakan sebagai kalung dan penghias sanggul pengantin. Bunganya yang putih bersih dengan aroma yang menawan, menjadikan melati sebagai bunga yang banyak disukai.

Melati yang berbunga harum, tidak hanya bisa dijadikan sebagai farfum dan hiasan. Melati dapat juga digunakan sebagai obat. Akar, daun dan bunganya banyak manfaatnya, Subhanallah.

Kegunaannya antara lain :

Akar melati dapat digunakan sebagai obat luka karena terpukul, sakit gigi dan sakit kepala. Cukup dengan melumatkan akar yang sudah dicuci lalu ditempelkan di tempat yang sakit. Insya Allah, dengan cara ini, luka akan cepat sembuh.

Daun dan Bunga melati dapat dijadikan obat radang mata, sesak nafas, bisul dan bengkak akibat gigitan serangga. Caranya, segenggam bunga melati direbus setelah dicuci. Airnya sebagian diminum dan sebagian dipakai untuk mencuci mata. Bila bengkak karena gigitan serangga, segera ambil bunga atau daun melati yang telah dicuci bersih lalu ditumbuk kemudian ditempelkan ke tempat yang bengkak tersebut. Insya Allah, bengkaknya akan mengecil.

Selain untuk obat, bunga melati juga dipakai sebagai campuran minum teh yang awalnya diperkenalkan oleh orang-orang China.

Bagaimana cara menanamnya? Sebaiknya ditanam pada musim hujan dengan mengambil batangnya yang sudah tua, dipotong dengan menggunakan pisau yang tajam, lalu ditanam di dalam pot atau tanah yang lembab dan cukup sinar matahari.

Banyak hikmah dan pembelajaran berharga dibalik kehidupan bunga melati. Melati yang mudah ditanam, mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah dan berjiwa besar untuk siap hidup dimana saja. Bunganya yang harum mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berprilaku yang baik dan berkata sopan. Sehingga, orang sekeliling akan menyukai kita, sebagaimana orang suka akan harumnya bunga melati. Khasiatnya sebagai obat, mengajarkan kepada kita, bahwa tidak cukup hanya dengan berbuat baik, tetapi kita harus berguna bagi masyarakat.

Subhanallah, banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari melati.
BACA SELENGKAPNYA

Friday 16 October 2009

TERATAI YANG MULTI GUNA


Seperti biasanya pada saat libur minggu kemaren, aku bersama Ayah meluangkan waktu untuk berkunjung ke kebun yang jaraknya agak jauh dari rumah. Yah... sekedar refreshing sekaligus membakar lemak yang kayaknya semakin bertambah usai bulan puasa. Disaat tiba waktu makan siang, kami berdua membuka bekal sambil duduk dipinggir rawa yang banyak ditumbuhi bunga teratai.


Sesuai dengan yang pernah saya baca bunga ini sangat utama dalam keyakinan masyarakat Bali.. dan menjadikannya dasar serta singgasana untuk setiap Kemuliaan. Tapi terlepas dari semua dogma itu, menurut aku, Teratai tetaplah indah walaupun tanpa makna atau sekedar filosofi tanpa arti belaka.

Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.

Tanaman tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.

Bunga terdapat pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpang. Diameter bunga antara 5-10 cm.

Teratai terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Teratai yang tumbuh di daerah tropis berasal dari Mesir.

Hampir semua bagian bunga ini bermanfaat,

Akarnya mengandung karbohidrat tinggi berkhasiat mengobati diabetes, menjaga keteraturan menstruasi, mencegah sembelit, melancarkan peredaran darah, menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan vitalitas dan selera makan.

Tunas teratai berkhasiat melancarkan peredarah darah, membuat tidur nyenyak, mencegah kanker.

Daunnya berguna untuk menambah selera makan.

Sedangkan bijinya meningkatkan fungsi jantung, hati , limpa, memperbaiki stamina, membuat awet muda, menyembuhkan diare dan disentri.

Umbinya dapat di olah menjadi dodol, acar, tumisan dll. Juga berkhasiat meredakan demam, tekanan darah tinggi dan wasir.

Sungguh sebuah filosofi yang wajib kita contoh, bahwa teratai mempunyai multiguna...... Semoga kita semua dalam keseharian kita dapat menjadi manusia multiguna yang dapat bermanfaat untuk lingkungan sekeliling kita. Sebab sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi sesama dan lingkungannya. Semoga.


BACA SELENGKAPNYA

Tuesday 13 October 2009

ANYELIR YANG CANTIK

Anyelir, atau disebut juga bunga teluki dan dikenal dalam bahasa Inggris sebagai carnation, mempunyai nama ilmiah Dianthus caryophyllus adalah tanaman hias pekarangan dan pot yang populer. Tanaman ini berasal dari kawasan Mediterania. Bunga anyelir memiliki warna yang terang dan berwarna-warni, sehingga sering digunakan sebagai hiasan. Ada dua jenis tanaman anyelir yaitu jenis satu bunga bagi setiap tangkai dan jenis `spray', banyak bunga bagi setiap tangkai.

Anyelir dapat hidup selama 18-20 bulan. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sampai 2 meter, namun untuk dapat tumbuh tegak ia harus diikat dengan penyokong. Garis pusat batang tanaman bunga anyelir dapat mencapai 1 cm. dan biasanya membengkak pada buku/ruas.

Bunga anyelir yang bentuknya mirip bunga mawar, ternyata cukup menarik. Bunga ini mempunyai warna beragam sehingga membedakannya dari bunga mawar yang biasanya memiliki warna merah putih. Beragamnya warna bunga anyelir, yang kadang-kadang juga menampilkan warna yang berbintik-bintik, menjadikan komoditas ini banyak dicari.

Tetapi dari seluruh warna yang ada, yang paling menarik adalah warna merah panther dan kuning kunyit.
Seikat bunga anyelir saat ini dijual dengan harga sekitar Rp 24.000. Satu ikat terdiri dari 20 tangkai bunga. Bunga ini dibeli untuk berbagai keperluan, mulai dari hiasan meja untuk ruangan, hiasan di restoran, jamuan pesta, resepsi, maupun diberikan sebagai tanda kasih seorang lelaki kepada pasangannya.

Bagi para petani bunga, komoditas ini mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Bayangkan, harga setek bunga anyelir sekitar Rp 1.500 per batangnya. Dari satu batang ini setelah berbunga, kita akan memanennya hingga umurnya dua tahun.

Bisa saja tanaman hias ini dibiarkan lebih dari dua tahun. Tetapi agar bunga ini menghasilkan secara optimal, sebaiknya setelah umur dua tahun langsung diganti dengan tanaman hias yang baru

BACA SELENGKAPNYA

Saturday 10 October 2009

SEKILAS TENTANG BONZAI

SI KERDIL YANG SEMAKIN TUA SEMAKIN MENAWAN

Bonsai (bahasa Jepang: 盆栽, bahasa Mandarin: 盆栽, secara harfiah "tanaman di pot") merupakan salah satu seni pemangkasan tumbuhan atau pohon dengan membesarkan tanaman di pot saja. Kultivasi termasuk teknik-teknik untuk pembentukan (shaping), pengairan (watering) dan pengepotan (repotting) di segala macam bentuk pot.

Berasal dari daratan China pada zaman Dinasti Han, 'Bonsai' adalah pelafalan bahasa Jepang untuk tanaman tersebut yang bahasa Mandarin -nya "pen zai", yang ditandai dengan digunakannya karakter kanji. Kata 'Bonsai' di Barat digunakan untuk semua macam tanaman atau pohon miniatur yang ditanam di dalam wadah tertentu atau pot.

Dalam bahasa Jepang, bonsai berarti "tanaman di pot". Biasanya akan berasosiasi dengan sebuah miniatur pohon yang ditanam di dalam pot atau kontainer. Pohon yang di bonsai umumnya berupa pohon berkayu (misalnya pohon beringin, dll) atau pohon buah-buahan dan kadang berupa pohon bunga. Bonsai yang baik dapat diletakkan diluar pekarangan sepanjang tahun.

Efek artistik dari bonsai dilihat dari keseimbangan dalam ukuran batang, daun, ranting bunga atau buah dan pot yang digunakan. Pot yang dipakai haruslah yang mendukung suasana pohon yang ditanam. Bonsai sekarang menjadi cukup populer termasuk di Indonesia.

Asalnya bonsai dipercayai mulai paling sedikitnya 4000 tahun lalu pada zaman Dinasti Han di China[rujukan?]. Sejak saat itu sudah dikembangkan ke bentuk-bentuk baru di bagian-bagian China, Jepang, Korea dan Vietnam.

Pada mulanya, orang-orang Jepang menggunakan pohon miniatur yang dibesarkan di wadah-wadah untuk mendekorasi rumah dan taman mereka. Pada Zaman Edo, penanaman tersusun di kebun mendapat kepentingan yang baru. Kultivasi tanaman seperti azalea dan maple menjadi suatu hobi untuk masyarakat yang tingkat atas. Pada waktu tersebut, istilah yang dipakai untuk memanggil pohon kerdil yang dipotkan adalah 鉢の木 (hachi-no-ki)

Sedangkan kata Bonsai itu diserap dari bahasa Mandarin Pen-Zai (Pen = Pot – Zai = Pohon), sebelumnya dalam bahasa Jepang disebut "Hachi-no-ki" = Pohon di dalam Pot. Tidak bisa dipungkiri, bahwa Bonsai itu sebenarnya berasal dari Tiongkok. Seni mengerdilkan tumbuh-tumbuhan di Tiongkok lebih dikenal dengan sebutan Penjing (Pinyin). Pen = Pot/Wadah/Dulang - Ying = Panorama Alam.

Penjing itu adalah merupakan seni mengerdilkan tanaman dengan mengambil inspirasi dari bentuk panorama alam. Gambar siluet dari panorama alam inilah yang mereka tata dalam sebuah tanaman yang dikerdilkan, hingga tanaman itu berbentuk lukisan alam yang indah dan hidup.

Penjing bisa dibagi dalam tiga kategori: Penjing Pohon (Shumu Penjing), Penjing pemandangan/Alam (Shanshui Penjing), Penjing Air dan Tanah (Shuihan Penjing).

SEJARAH
Asal muasalnya dari seni Penjing berdasarkan mitologi; konon ada seorang ahli sihir yang bernama Jiang Feng yang memiliki kemampuan menyihir sehingga apa saja yang disihir olehnya akan menjadi kecil.

Sedangkan He-Nian seorang pujangga ketika zaman Dinasti Yuan telah menulis beberapa puisi mengenai Penjing dan salah satu kalimatnya telah menjadi kredo: "Yang Terkecil menjadi Yang Terbesar"

Seni Penjing sudah dikenal sejak zaman Dinasti Tang, tetapi baru pada saat Dinasti Qin menjadi sangat terkenal dan digandrungi oleh para pejabat tinggi maupun para Bikshu, sehingga setiap tahunnya diadakan lomba seni Penjing.

Konon ketika kerajaan Shuhan terjadi persaingan terselubung antara kanselir Zhuge Liang (Cukat Liang) dengan Liu Bei. Untuk membuktikan tanda kesetiaannya Liu Bei terhadap Cukat Liang dan juga keinginan damainya. Liu Bei menghadiahkan Penjing Pohon buah Pear. Melalui pohon inilah hati sang kanselir akhirnya bisa luluh. Perlu diketahui bahwa Liu Bei juga adalah seorang satrawan maka dari itu Penjing Pohon yang bentuknya lurus seperti pena disebut Wenren Mu (Pohon Para Pujangga) dalam bahasa Jepang disebut Bunjingi.

Bonsai pertama kali diperkenalkan ke umum oleh Jepang pada tahun 1867 ketika Expo Dunia di Paris.

Seni mengerdilkan/pemangkasan tanaman dikembangkan juga oleh para Biksu aliran Tao, karena Penjing ini juga merupakan lambang dari keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Dari pemeliharaan seni Penjing mereka bisa mendapatkan secara tidak langsung kepuasan batiniah yang tak ternilai. Para Biksu inilah jugayang membawa seni Penjing ke Jepang yang akhirnya dikembangkan menjadi seni Bonsai.

Diperkirakan seni Penjing ini pertama kali datang ke Jepang antara era Kaisar Kammu (737 - 806) hingga akhirnya masa kejayaan Kerajaan Edo pada kepemimpinan Shogun Dinasti Tokugawa (1603 - 1867). Sedangkan sebagian pihak menganggap Bonsai hadir pada masa Dinasti Kamakura (1185 - 1333). Hal ini terjadi karena adanya bukti otentik berupa lukisan seorang pejabat Shogun Kamakura dengan Bonsai.

Para penggemar Bonsai pada umumnya beli pohon tidak di Jepang melainkan di China atau di Taiwan sebab disana harganya jauh lebih murah daripada di Jepang yang bisa dua sampai tiga kali lipat lebih mahal. Harga per pohon di Taiwan bisa puluhan juta, kebalikannya di Indonesia orang masih ada yang bersedia bayar ratusan juta Rp untuk bisa mendapatkan satu pohon Bonsai yang bagus.

Karangan yang berasal dari kurun masa tahun 1300-an, Rhymeprose on a Miniature Landscape Garden, oleh seorang biksu Zen Jepang Kokan Shiren menggaris-besarkan prinsip estetis untuk bonsai, bonseki dan arsitektur pertamanan.

Pohon bonsai yang tertua yang diketahui ada di dalam koleksi Happo-en (kebun pribadi dan restoran eksklusif) di Tokyo, Jepang dimana bisa ditemukan bonsai-bonsai yang berusia 400 sampai 800 tahun.

Sumber : wikipedia.org
BACA SELENGKAPNYA

ANTHURIUM YANG FENOMENAL

Kisah pemelihara anturium yang kaya mendadak jadi bumbu obrolan di kalangan pencinta tanaman hias. Impian meraup keuntungan tinggi dalam waktu cepat membuat banyak orang memburu tanaman ini.

Masyarakat memelihara anturium karena ada harapan bakal memanen keuntungan. Impian ini tumbuh subur di tengah situasi ekonomi bangsa yang lesu.

Sampai kapan fenomena ini berlangsung? Banyak kalangan optimistis tanaman ini masih akan bagus posisinya karena masih bermunculan bermacam jenis silangan baru. Meski begitu, tak sedikit yang menduga pasar ini hanya gelembung sementara hasil goreng-gorengan di antara pedagang sehingga bakal menurun juga suatu saat nanti.

Punya anturium seperti menyimpan saham. Menjanjikan. Tetapi, kita tidak tahu kapan naik kapan turun.

Dari beberapa sumber yang saya baca .Kini harga jual Anthurium dihitung dari jumlah daunnya. Satu daun jenis Jenmanii kobra dijual sampai puluhan juta. Bahkan, biji yang siap disemai sudah dihargai Rp 185.000-Rp 800.000 per buah. Bonggol (umbi), tongkol (bunga), dan kecambah hasil semaian juga laris.

Rekor harga dicapai satu jenis Jenmanii silangan baru di Kudus, Jawa Tengah, yang dijual sampai Rp 1,25 miliar belum lama ini. Padahal, tanaman itu masih setinggi 60-an sentimeter.



Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.

Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.

Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.

Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

BACA SELENGKAPNYA

Friday 9 October 2009

SEKILAS TENTANG ADENIUM

Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose).

Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).

Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.

Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut:

  • Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
  • Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.

Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.

Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru). Beberapa species asli adenium contohnya Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm).

Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh diatas bonggol, diatas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm). Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.


BACA SELENGKAPNYA