Setelah Aglaonema dan Anthurium sempat menjadi buah bibir di kalangan pecinta tanaman, kini giliran Sansevieria (Sansevieria Sp.) atau yang lebih dikenal dengan nama lidah mertua (mother-in-law's tongue) yang sedang digemari banyak orang.Sebenarnya, sudah sejak lama tanaman ini diincar orang banyak. Akan tetapi, pesona Aglaonema dan Anthurium sempat membuat lidah mertua terlupakan. Meski demikian, tanaman ini sering dipamerkan di berbagai acara eksebisi tanaman hias dan dijual banyak nursery.
Konon, dilihat berdasarkan bentuk daunnya yang memanjang ke atas dan berujung tajam inilah tanaman unik ini dinamai lidah mertua. Seperti S. laurentii yang daunnya tumbuh tinggi dan berujung tajam. Namun, ada juga Sansevieria berdaun pendek yang dinamai kuku bima.
Nama Umum
- Indonesia : Lidah mertua, sansevieria
- Inggris : Sansevieria, snake plant, mother-in-law´s tongue
- Melayu : Lidah Jin
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
- Sub Kelas: Liliidae
- Ordo: Liliales
- Famili: Agavaceae
- Genus: Sansevieria
- Spesies: Sansevieria trifasciata Prain
Demikian diungkap Peneliti Senior dan Tenaga Ahli Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Delima Hasri Azahari Darmawan dalam memperingati Hari Bumi dengan tema "Gelar Sansevieria Indonesia" di Jakarta, Rabu (22/4).
Delima yang juga Penasihat Komunitas Pencinta Sansevieria Indonesia (Kompensasi) mengungkapkan bahwa saat ini tidak kurang dari 100 jenis sansevieria yang ada di Indonesia. Sekalipun tanaman ini berasal dari Afrika, tetapi ada satu jenis sansevieria asli Indonesia yang di temukan di Kepulauan Seribu yaitu Sansevieria javanica.
Berdasarkan data yang dirilis Kompensasi, ada banyak manfaat lain dari sansevieria. Di dalam tiap helai daun sansevieria ada pregnane glycoside, zat yang mampu mengurai zat beracun menjadi senyawa organik, gula, dan asam amino. Zat beracun yang diurai, seperti karbondioksida, benzen, xilen, formaldehid, koloroform, dan triklorotilen.
Di dalam ruangan, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC. Satu tanaman sansevieria trifasciata lorentii dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi.
Selain itu, sansevieria trifasciata lorentii yang dipotong-potong 5 cm yang ditempatkan di dalam kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.
Lebih lanjut, tanaman yang juga bernama Old Century Plant, dapat mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Maka baik jika tanaman ini ditaruh di samping komputer atau televisi.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat baca di Jakarta, Dalam memperingati Hari Bumi diadakan Gerakan Penanaman Sejuta Sanseviera dan penandatanganan Deklarasi Pengendalian Pencemaran Udara oleh perwakilan Komunitas Pencinta Sanseviera Indonesia (Kompensasi), berbagai Departemen pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, dan artis. Tekadnya adalah menjadikan Jakarta bersih dengan menanam sanseviera.
Mereka yang ikut bertanda tangan adalah Kompensasi, petani sansevieria, artis, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan juga dari media. Pada kesempatan itu, artis Paramitha Rusady didaulat sebagai Duta Sansevieria Indonesia.