Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, 26 July 2014

JENIS-JENIS TES




TUGAS III
EVALUASI PENDIDIKAN
“JENIS-JENIS TES”




OLEH

NUR ULIL AMRI
1129040053



KELAS A
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
SOAL:
1.  Tuliskan dan jelaskan beberapa jenis tes!

JAWABAN:
a.    Tes buatan guru
Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum (sumatif). Tes buatan guru ini disusun untuk mengukur tingkat penugasan peserta didik terhadap materi pelajaran yang sudah disampaikan.
b.    Tes baku
Tes baku adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup besar dan representatif. Disamping itu tes baku telah diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kelas dan klasifikasiannya. Tes buku bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam 3 aspek yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar, dan diagnostik. Tes baku juga digunakan untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Dalam mata pelajaran tertentu, artinya jika guru selesai menyelasaiakn salah satu atau beberapa pokok pelajaran guru melakukan ujian kepada siswa.
c.     Berdasarkan banyaknya peserta tes:
1)  Tes kelompok
Tes kelompok adalah tes yang diadakan secara kelompok sehingga guru akan menghadapi sekelompok peserta didik
2)  Tes perseorangan
Tes perseorangan adalah tes yng dilakukan secara perseorangan sehingga guru akan dihadapkan pada seorang peserta didik.
d.    Dari segi bentuk pelaksanaannya
1)  Tes Tertulis (paper and pencil test)
     Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pensil sebagai instrumen utamanya, sehingga peserta tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer. Proses koreksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan OMR (alat scan lembar jawaban komputer).
2)  Tes Lisan (oral test)
     Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru (orang yang memberikan tes) dengan siswa (orang yang sedang dites).
3)  Tes Perbuatan (performance test)
     Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik. Guru melakukan pengamatan secara seksama dengan menggunakan instrumen (tes perbuatan) yang memuat rubrik kualitas performen siswa.
e.    Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya
1)  Tes non objektif/essay (uraian)
Tes non objektif seringkali pula disebut sebagai soal uraian (soal essay). Tes uraian banyak disukai oleh guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam tes uraian (non-objektif) ini siswa seringkali diminta untuk mengorganisasikan jawaban pertanyaannya dalam bentuk baru atau bahasanya sendiri. Disebut-sebut sebagai tes non-objektif karena penskorannya seringkali dipengaruhi oleh pemberi skor (ada kemungkinan pemberi skor memberikan skor berbeda kepada dua jawaban yang notabene sama). Hal ini terjadi karena penskoran tes uraian jauh lebih sulit dan memakan waktu lebih lama dibanding tes objektif. Untuk mengurangi ketidakobjektifan pemberi skor (guru yang mengoreksi hasil tes), maka perlu dibuat pedoman penskoran yang baik
2)  Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. tes objektif adalah tes yang memungkinkan (memberikan kemudahan) kepada pemberi skor atau pengoreksi (dalam hal ini guru) untuk dapat memberi skor secara objektif kepada seluruh peserta tes. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
a)   Tes Betul-Salah (TrueFalse)
Dalam jenis tes ini, terdapat pernyataan yang mengandung 2 kemungkinan jawaban yakni benar dan salah. Salah satu fungsi jenis soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
b)  Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal tes bentuk ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. Dalam soal ini guru bebas memberikan berapa jumlah pilihan jawaban, akan tetapi lebih banyak lebih baik hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak-nebak sehingga dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal. Kemampuan yang dapat diukur dalam bentuk soal pilihan ganda antara lain mengenai istilah, fakta, prinsip, metode dan prosedur mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip, menafsirkan hubungan sebab akibat dan menili metode serta prosedur. Beberapa jenis bentuk pertanyaan pilihan ganda dalah sebagai berikut:
·      Distracters, yaitu setiap pernyataan atau pertanyaan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah tetapi disediakan pilihan jawaban yang benar
·      Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan (Sebab akibat)
·      Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberap pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah.
Kebaikan dari soal pilihan ganda adalah (a) cara penilain yang dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan objektif (b) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi (c) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peseta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif, (d) dapat digunakan berulang-ulang, (e) sangat cocok untuk peserta didik dalam jumlah banyak.
Sedangkan kelamahan dari jenis tes ini adalah (a) tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah, (b) penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu yang lama, (c) sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.
c)   Tes Menjodohkan (Matching)
Jenis soal ini hampir sama dengan pilihan ganda hanya saja dalam bentuk tes ini disediakan 2 kolom yang berbeda dimana kolom sebalah kiri berisi sekumpulan pertanyaan dan kolom seblah kanan adalah sekumpulan jawaban dan jumalh jawaban disediakan lebih banyak daripada jenis soal.
Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidientifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara 2 hal. Makin banyak hubungan premis dengan respons dibuat maka makin baik soal yang disajikan.
Kebaikan bentuk tes ini adalah (a)relatif mudah disusun, (b) penskorn udah, objektif dan cepat, (c) dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisnya dan (d) materi tes cukup luas.
Kelemahannya adalah (a) ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, (b) kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat taksiran.
d)  Bentuk soal melengkapi dan singkat
Jenis tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Kebaikan tes ini adalah (a) relatif mudah disusun (b) sangat baik untuk menilai peserta didik yang sesuai dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi (c) menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas, (d) pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahannya adalah (a) pada umumnya hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan (b) pada soal bentuk melengkapi jika titik-titik kosong yang diisi terlalu banyak sehingga peseta didik biasanya sering terkecoh (c) dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Tes objektif kadangkala memerlukan pemikiran lebih mendalam bagi pembuatnya jika ingin digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kecenderungan di lapangan, tes objektif lebih banyak digunakan hanya untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah seperti ingatan (hapalan) siswa.
f.      Dari segi fungsi tes di sekolah
1)  Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :
a)   Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
b)  Merupakan penguatan bagi peserta didik.
c)   Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
d)  Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
2)  Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester. Tes summatif berfungsi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan atau pencapaian siswa dalam bidang-bidang atau mata pelajaran tertentu.
3)  Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
4)  Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seorang siswa baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

g.    Jenis Tes Berdasarkan Pengukuran Terhadap Aspek-Aspek Individu
Berdasarkan pengukuran terhadap aspek-aspek individu, tes dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) tes prestasi belajar (achievement test); (2) tes beracuan konten (content-referenced test) atau tes beracuan kriteria (criterion-referenced test); (3) tes beracuan norma (norm-referenced test); (4) tes bakat (aptitude test); (5) tes minat (skala minat). Berikut penjelasannya satu persatu.
1)  Tes prestasi belajar
Tes prestasi belajar (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk memperoleh keterangan tentang hal-hal yang telah dicapai seseorang (prestasi belajar).
2)  Tes Beracuan Konten atau Tes Beracuan Kriteria
Tes beracuan konten (content-referenced test) atau tes beracuan kriteria (criterion-referenced test) mengukur pencapaian penguasaan suatu standar tingkah laku (pengetahuan atau keterampilan khusus dalam pelajaran tertentu).
3)  Tes Beracuan Norma
Jenis tes beracuan norma (norm-referenced test) merupakan tes yang berfungsi dalam hal membandingkan prestasi kelompok dalam pelajaran tertentu, misalnya antara beberapa daerah atau kota.
4)  Tes Bakat (Aptitude Test)
Jenis tes yang satu ini digunakan untuk melihat kemungkinan keberhasilan seseorang dalam belajar sesuatu di masa-masa yang akan datang.
5)  Tes Minat
Tes minat atau dikenal juga dengan istilah skala minat dapat dipergunakan misalnya untuk mengetahui jenis pekerjaan atau subjek yang disenangi oleh seseorang.
h.    Jenis Tes Berdasarkan Ranah Yang Diukur
Berdasarkan ranah (domain) yang diukur, tes dapat dibedakan menjadi:
1)  tes kognitif, adalah jenis tes prestasi belajar yang terkait dengan pengetahuan hasil belajar. Selama proses belajar yang diikuti, siswa mendapatkan berbagai macam pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan. Untuk mengetahui hasil tes prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini, maka dapat melihat dari hasil saat siswa mengikuti berbagai ujian atau tes yang diselenggarakan sekolah dan guru dalam waktu tertentu. Ujian atau tes prestasi belajar ini merupakan program integral dalam kurikulum sekolah.tes psikomotor, adalah
2)  tes psikomotorik, terkait dengan keterampilan yang didapatkan siswa dari proses pendidikan dan pembelajarannya. Dengan mengetahui tingkat kemampuan ini, maka kita dapat menentukan tingkat kemampuan siswa untuk bekerja, melakukan kegiatan kerja. Oleh karena itulah, maka tes prestasi belajarnya berupa kegiatan keterampilan. Dalam konteks ini, guru atau sekolah mengadakan tes prestasi belajar siswa dengan evaluasi praktek. Siswa harus melakukan kegiatan praktek terkait dengan kemampuan yang harus dimiliki siswa.
3)  Tes afektif, merupakan jenis tes prestasi belajar yang diarahkan untuk mengetahui tingkat penguasaan aspek afektif pada siswa. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai positif yang dimiliki siswa. Tes prestasi belajar pada aspek afektif ini terkait dengan moral, tingkah laku, kesehatan, dan berbagai nilai positif yang dimiliki sebagai bagian bangsa yang beradab.
i.      Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:
1)  Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain:
a)   Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
b)  Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.
2)  Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.
j.      Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
1)  Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).
2)  IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik).
3)  Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
k.    Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
1)  Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.
2)  Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.
l.      Berdasarkan bentuk responnya, yaitu:
1)  Tes verbal (verbal test)
Tes verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban yang tertuang dalam bentuk kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.
2)  Tes non-verbal (non-verbal test)
Tes non-verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.










REFERENSI
http://www.anneahira.com/tes-prestasi-belajar.htm      diakses 16 Juli pukul 16.11 WITA

BACA SELENGKAPNYA